Search

Saturday 9 February 2019

Reflection (Me in You)

Pernah kepikiran ngga alasan kenapa kita bisa ga suka sama orang because actually they reflect us.


Have you experienced this?—> When you met this person for the first time, you felt like you clicked with this person. Communications and meetings are going intense and interest to each other.

Kalau dicerita-cerita film romance, the ending should be happy ending. But, it’s a big no.

Semakin kita tahu siapa dia, kita justru merasa semakin ga cocok.

Gue berpikir apakah karena awalnya kita terlalu excited di awal sehingga bahan pembicaraan sudah habis dan akhirnya jadi biasa aja. Bahkan ada hal-hal yang kadang kita ngerasa kaya "apaan sih ni orang". Dari yang interest jadi ngga suka. Bahkan jadi ga mau ketemu lagi sama orangnya.

Hal ini terjadi ngga hanya satu kali selama 25 tahun hidup gue.
.
.
Gue bertanya, kok bisa ya?
.
.
Then.... I found the answer.

Di dalam kasus gue,  gue melihat ada sisi buruk di diri yang gue ga suka tercermin di dia. Gw melihat sisi keras kepala gue, egois gue, dan nyebelinnya gue ada di sana semua. I feel like looking my self at the mirror. 

Dan, ya, Tuhan memang sebaik itu sama gue. Dia mencoba mengingatkan gue untuk selalu berubah menjadi diri yang lebih baik lagi. Tuhan memberi kode ke gue agar gue bisa lebih toleran terhadap lingkungan sekitar gue, lebih ngelihat sisi lain dari orang-orang di sekitar gue, and trying to not judgemental because actually they did something because a reason.

The point is gue jadi introspeksi diri, setiap gue dipertemukan dengan orang yang gue ga suka. Seperti berkontemplasi, "Apakah gue senyebelin itu  kalau sisi marah-marah gue lagi keluar? Apakah gue senyebelin itu kalau lagi egois?"
.
.
Memang, sesekali berkaca itu perlu.
Punya cermin?